.
Batam-Kliksuara.com // Wali Kota Batam Amsakar Achmad bersama Wakil Wali Kota Li Claudia Chandra meninjau TPA Punggur pada Selasa (02/11/2025). Kunjungan ini dilakukan sehari setelah rapat darurat bersama Forkopimda dan seluruh OPD Pemko Batam yang membahas persoalan penumpukan sampah.
Dalam peninjauan itu, Amsakar menegaskan bahwa pembenahan infrastruktur dasar di TPA menjadi langkah paling mendesak untuk mengurai antrean panjang armada pengangkut.
TPA Punggur memiliki luas sekitar 43 hektare dengan timbunan mencapai 1.185 ton per hari atau lebih dari 432 ribu ton per tahun. Dengan volume sebesar itu, akses yang baik menjadi kunci kelancaran keluar-masuk truk.
Salah satu pekerjaan yang tengah dipercepat adalah pembangunan jalan lingkar di zona A. Jalur ini akan memungkinkan kendaraan berputar tanpa harus menunggu pada satu garis antrean.
“Kita buat jalan lingkar supaya kendaraan bisa berputar. Selama ini jalurnya hanya satu. Pekerjaan ini kita targetkan selesai minggu ini sejak mulai dikerjakan,” kata Amsakar.
Pembangunan jalan lingkar tersebut juga didukung pelaku usaha yang membantu penyediaan material. Tiga hari terakhir, tim Pemko Batam dan BP Batam melakukan pengerasan jalur dengan bauksit agar truk tidak lagi terhambat saat hujan.
Amsakar menjelaskan, zona A sebelumnya ditutup karena sanksi Kementerian Lingkungan Hidup terkait metode pengelolaan yang dinilai tidak sesuai standar. Selama bertahun-tahun, pengolahan sampah di lokasi itu masih menggunakan sistem dumping, bukan landfill.
Penutupan zona A membawa dampak besar: antrean armada memanjang dan penumpukan sampah mulai terjadi di sejumlah kecamatan. Karena itu, Amsakar telah berkirim surat ke Menteri LHK meminta izin pemanfaatan sementara zona tersebut sebagai langkah darurat.
Dalam beberapa bulan terakhir, Pemko Batam menambah armada angkut dan fasilitas pendukung: 20 bin kontainer, 14 unit arm roll truck, satu bulldozer baru, ditambah 40 bin kontainer melalui APBD Perubahan. Meski demikian, Amsakar menilai persoalan sampah tidak hanya berada di TPA, tetapi juga di TPS, kecamatan, dan proses pengangkutan.
Untuk itu, ia telah mengumpulkan camat dan lurah guna memetakan titik-titik penumpukan di tiap wilayah. Belanja Tidak Terduga (BTT) kemudian dialokasikan untuk menambah jasa angkutan di lokasi-lokasi kritis.
Ke depan, Pemko Batam juga mengkaji kerja sama dengan pihak swasta agar pengelolaan sampah lebih terintegrasi dan efisien.
“Kalau perhitungannya seimbang, kita akan tenderkan. Kajian sedang berjalan,” ujarnya.
Amsakar menegaskan bahwa penanganan sampah merupakan pekerjaan kompleks yang memerlukan kerja bersama.
“Keberhasilan sangat bergantung pada dukungan warga. Kolaborasi semua elemen adalah kunci mewujudkan Batam yang bersih dan sehat,” katanya.
Ia optimistis langkah-langkah pembenahan mulai perbaikan akses, operasional zona A, hingga perbaikan dari hulu ke hilir akan mulai menunjukkan hasil pada akhir tahun.

