BATAM-Kliksuara.com // Wali Kota Batam, Amsakar Achmad, memastikan harga dan pasokan beras di Batam tetap stabil menjelang akhir 2025. Hal itu ia sampaikan saat mengikuti Rapat Koordinasi Pengendalian Harga Beras secara virtual di Aula Engku Hamidah, Senin (20/10/2025).
Rakor tersebut dipimpin Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman bersama Mendagri Muhammad Tito Karnavian, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, dan Mendag Zulkifli Hasan, serta diikuti seluruh kepala daerah se-Indonesia.
Amsakar menjelaskan, stok beras Batam per 17 Oktober 2025 mencapai 2.173 ton, cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Dari sisi harga, Batam menjadi salah satu daerah dengan harga di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET) nasional: beras medium rata-rata di bawah Rp12.300/kg dan premium di bawah Rp14.000/kg. Adapun HET Batam masing-masing Rp13.100 dan Rp15.400 per kilogram. Saat ini terdapat 21 distributor aktif yang menjaga rantai pasok tetap lancar.
Inflasi Batam pun terkendali. Berdasarkan data BPS, Indeks Harga Konsumen (IHK) September 2025 tercatat 109,67 dengan inflasi bulanan 0,62 persen, tahun kalender 1,82 persen, dan tahunan 2,82 persen. Komoditas penyumbang inflasi terbesar antara lain cabai (0,25 persen), emas perhiasan (0,14 persen), serta sayuran hijau dan daging ayam ras.
“Sembako di Batam relatif aman dan terkendali. Harga komoditas strategis masih terjangkau, bahkan lebih baik dibanding banyak daerah lain,” ujar Amsakar.
Ia menegaskan, capaian ini merupakan hasil kebijakan pengendalian pangan yang tepat, dengan menjaga keseimbangan antara pasokan dan daya beli masyarakat. Sepanjang 2025, Pemko Batam telah menyalurkan 52.500 paket sembako subsidi di 12 kecamatan dan menggelar operasi pasar murah di sembilan kecamatan utama menjelang hari besar keagamaan.
Menjelang akhir tahun, Pemko juga menyiapkan paket sembako subsidi seharga Rp52 ribu berisi beras, gula, dan minyak goreng. “Kita harap gebrakan awal Desember 2025 ini membantu masyarakat menjelang Natal dan Tahun Baru,” katanya.
Wali Kota juga menyoroti pentingnya pengendalian ongkos distribusi yang kerap memengaruhi naik-turunnya harga di pasaran.
“Kadang harga di tingkat petani sudah turun, tapi di pasar tetap tinggi karena ongkos angkut. Ini yang akan terus kita evaluasi,” katanya.
Menurut Amsakar, Batam memiliki keunggulan logistik berkat konektivitas laut dan udara yang baik. “Barang dari Sumatera, Jawa, hingga Papua bisa masuk dengan lancar. Dengan begitu, biaya distribusi dapat ditekan dan harga di pasar tetap terkendali,” jelasnya.
Ia juga mengapresiasi peran berbagai pihak, termasuk Polri dan Kejaksaan, yang turut menjaga stabilitas harga dan ketersediaan pasokan di pasar. “Upaya menjaga ketahanan pangan ini hasil kerja bersama. Kita juga terus berusaha memenuhi kebutuhan lokal, termasuk melalui panen jagung dan peningkatan pasokan komoditas lainnya,” ujarnya.
Secara keseluruhan, Batam berada dalam posisi kuat menghadapi gejolak harga nasional. “Batam relatif stabil, dan kami akan terus berikhtiar menjaga inflasi agar kebutuhan masyarakat tetap terpenuhi,” tutup Amsakar.
