Jakarta-Kliksuara.com // Ketua Umum Perkumpulan Wartawan Fast Respon Nusantara (PW. FRN) yang juga dikenal sebagai Counter Polri, Agus Flores, mengeluarkan pernyataan keras yang mengguncang publik nasional. Ia menegaskan bahwa oknum aparat yang bermain di sektor tambang ilegal adalah pengkhianat bangsa dan harus diperlakukan sebagai teroris lingkungan, Selasa (11/11/2025).
“Musuh berat saya adalah oknum aparat keparat yang bermain di tambang ilegal. Bila perlu, yang merusak hutan dikategorikan sebagai teroris negara. Demi Merah Putih ditegakkan lagi,” tegas Agus Flores di Jakarta.
Agus Flores menyoroti masifnya tambang ilegal di Kalimantan, Sulawesi Tenggara (Sultra), hingga wilayah Jawa yang menurutnya sudah menjadi “lahan bancakan” para mafia tambang dan oknum penegak hukum yang kehilangan nurani.
Ia menyebut bahwa kerusakan hutan di Kalimantan dan Sultra kini sudah sampai pada level darurat nasional, karena aktivitas tambang tanpa izin terus berjalan, bahkan dilakukan secara terang-terangan.
“Di Kalimantan, tambang ilegal sudah berjalan hampir satu dekade. Di Sultra, mafia nikel bermain sampai ke akar birokrasi. Di Jawa pun muncul tambang-tambang baru yang mematikan ekosistem air dan lahan produktif. Ini bukan lagi soal ekonomi, tapi soal penghancuran negara dari dalam,” ujarnya.
Menurutnya, yang paling menyedihkan adalah keterlibatan oknum aparat yang justru melindungi dan memfasilitasi kejahatan tambang, sementara rakyat kecil yang menolak perusakan alam sering kali ditakut-takuti bahkan dikriminalisasi.
“Ketika rakyat berjuang menjaga hutan, justru dituduh provokator. Tapi oknum aparat yang mengawal tambang ilegal malah dipuja oleh mafia. Ini kebalikan dari logika Merah Putih!” kata Agus Flores dengan nada tinggi.
Sebagai Counter Polri dan pemimpin PW. FRN yang dikenal vokal dalam pemberantasan mafia sumber daya alam, Agus Flores berjanji akan terus membuka data, menelusuri aliran dana, dan menyeret oknum yang bermain di belakang layar tambang ilegal, baik di Kalimantan, Sultra, maupun Jawa.
Ia juga menyerukan kepada Presiden dan Kapolri untuk menetapkan pelaku perusak hutan dan lingkungan sebagai teroris negara, karena kerusakan alam berdampak langsung pada kehidupan generasi bangsa.
“Mereka yang membakar hutan, menambang tanpa izin, dan merusak sungai sama jahatnya dengan teroris. Bedanya, mereka tidak menembak orang dengan peluru, tapi membunuh rakyat dengan bencana,” tegasnya.
PW. FRN di bawah komando Agus Flores berkomitmen untuk terus berdiri di garis depan dalam membela kebenaran dan keadilan lingkungan hidup. Agus menegaskan, perjuangan ini bukan hanya soal tambang, tapi soal menyelamatkan masa depan Indonesia.
“Kalimantan, Sultra, Jawa-semua harus dibersihkan dari tangan-tangan kotor yang menjual bumi Indonesia. Merah Putih harus ditegakkan kembali. Ini perang moral, perang nurani, perang untuk bangsa,” tutup Agus Flores dengan nada penuh semangat perjuangan.
