BATAM, Kliksuara.com // Malam akhir pekan di Grand Eska Hotel Batam, Sabtu (27/9/2025), terasa penuh tawa dan keharuan. Alumni SMP 1988 dan SMA 1991 Dabo Singkep kembali berkumpul setelah lebih dari tiga dekade berpisah. Sebanyak 67 orang hadir, ditemani sejumlah guru yang dulu setia membimbing mereka.
Suasana sejak awal sudah cair. Ada yang langsung berpelukan, ada pula yang saling menggoda dengan cerita masa muda. Obrolan hangat itu seolah membawa semua peserta kembali ke bangku sekolah, saat canda dan kerja sama menjadi bagian dari hari-hari mereka.
Yang membuat acara semakin istimewa, dua sosok yang kini memimpin Batam ternyata juga bagian dari keluarga besar alumni: Wali Kota Batam, Amsakar Achmad, dan Wakil Wali Kota, Li Claudia Chandra. Keduanya disambut hangat oleh teman-teman lama yang bangga melihat perjalanan hidup mereka.
Amsakar sendiri mengaku banyak hal dalam hidupnya berawal dari bangku sekolah. “Pengalaman bersama teman dan guru menjadi fondasi yang tidak ternilai. Kebersamaan ini harus terus kita rawat, karena dari sinilah energi positif itu tumbuh,” ucapnya.
Li Claudia pun tak kuasa menahan rasa haru. Ia menilai reuni bukan sekadar temu kangen, tetapi juga momen untuk memperkokoh persaudaraan. “Bisa duduk kembali bersama teman seperjuangan membuat saya merasa seperti pulang ke rumah. Kita bukan hanya sahabat, tapi juga keluarga besar,” tuturnya.
Bagi para alumni, momen ini menjadi pengingat bahwa persahabatan tidak luntur dimakan waktu. Ilyas, salah seorang perwakilan, menyebut reuni memberi semangat baru untuk terus saling mendukung. “Kami berharap ikatan ini tak hanya berhenti di acara, tapi juga bisa melahirkan kegiatan bermanfaat untuk masyarakat,” katanya.
Para guru yang hadir pun ikut larut dalam kebahagiaan. Junaidi, salah seorang di antaranya, mengaku bangga melihat murid-muridnya kini berhasil di berbagai bidang, bahkan ada yang menjadi pemimpin daerah. “Ini kebanggaan yang luar biasa. Semoga silaturahmi seperti ini terus berlanjut,” pesannya.
Malam reuni berakhir dengan penuh rasa syukur. Setelah 34 tahun, ikatan alumni Dabo Singkep terbukti tetap erat. Canda, cerita lama, dan doa bersama malam itu seakan menjadi bahan bakar baru untuk melangkah bersama, tanpa melupakan akar persahabatan yang sudah terjalin sejak remaja.