Mercubaktijaya Melaksanakan Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) di Posyandu Nagari Siguntur Tua.

 



Mercubaktijaya Melaksanakan Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) di Posyandu Nagari Siguntur Tua.


Pesisir Selatan, Kliksuara.com // KP – Tim dosen Prodi S1 Kebidanan dan Prodi Informasi Kesehatan Universitas Mercubaktijaya melaksanakan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) di Posyandu Nagari Siguntur Tua, Kecamatan Koto XI Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan.

Program ini berlangsung sejak (31/6/2025) hingga (30/8/2025), setelah berhasil memenangi hibah dari Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) Kemendikbudristek.

Ketua tim, Zulfita, S.SiT.M.Biomed menjelaskan, program ini dirancang untuk menjawab persoalan mendasar di posyandu, mulai dari keterbatasan peran kader hingga pencatatan data yang masih manual.

“Identifikasi awal menunjukkan kegiatan posyandu hanya terbatas pada penimbangan balita, sementara pencatatan rawan hilang dan sulit diakses. Karena itu, kami ingin menghadirkan solusi nyata melalui integrasi layanan primer, terapi komplementer, dan digitalisasi,” ujar Zulfita pada, Rabu (10/9/2025).

Kegiatan ini juga melibatkan dosen Novria Hesti S.SiT.M.Keb dan Eka Iswandy, S.Kom.M.Kom, serta mahasiswa S1 Kebidanan, Tsamarah Kurniadi dan Athirah BT Amir. Dukungan turut datang dari Kepala Puskesmas Barung-Barung Belantai Aswiliarti, Wali Nagari Bustamuddin, dan Ketua PKK Nefriyanti.

Selama kegiatan, tim melaksanakan rangkaian sosialisasi, pelatihan 25 kompetensi kader, pendampingan, hingga penerapan sistem pencatatan berbasis web. Hasilnya cukup menggembirakan. Sebanyak 85 persen kader menunjukkan peningkatan signifikan dalam skor pre-test dan post-test. Selain itu, sistem pencatatan digital mempermudah dokumentasi serta pelaporan layanan kesehatan.

Kader kini mampu melakukan pemeriksaan sederhana seperti hemoglobin (HB) untuk deteksi anemia pada remaja putri dan ibu hamil, tekanan darah untuk identifikasi hipertensi, serta pengukuran antropometri, seperti tinggi badan, berat badan, dan lingkar perut, guna menilai status gizi, khususnya pada kalangan remaja.

Tak hanya itu, penerapan terapi ‘hipnocaring’ juga membawa dampak positif, terutama dalam menurunkan kecemasan pada ibu hamil.

Menurut Zulfita, selain meningkatkan keterampilan kader posyandu, kegiatan ini juga berdampak sigifikan pada perubahan cara kerja posyandu.

“Digitalisasi membuat administrasi lebih efisien, sementara hipnocaring memberikan dimensi kemanusiaan dalam pelayanan. Kombinasi keduanya menjadikan posyandu lebih siap menghadapi tantangan kesehatan masyarakat,” jelasnya.

Ditambahkannya, program ini juga menghasilkan luaran berupa sistem informasi berbasis web, modul pelatihan, sarana pemeriksaan, Hak Kekayaan Intelektual (HKI), serta publikasi ilmiah dan media massa.

Keberhasilan tersebut mendapat apresiasi dari Puskesmas dan Dinas Kesehatan setempat. Mereka berharap inovasi ini bisa direplikasi di posyandu lain di Pesisir Selatan.

Zulfita menyampaikan terima kasih kepada DRTPM Kemendikbudristek, pimpinan universitas, tenaga kesehatan, hingga kader yang aktif berpartisipasi dalam program kegiatan bertajuk ‘optimalisasi peran dan keterampilan kader posyandu melalui integrasi layanan primer, layanan terapi komplementer, dan layanan digitalisasi untuk meningkatkan kesehaan sepanjang daur kehidupan’ itu.

“Harapan kami, model ini bisa menjadi inspirasi bagi daerah lain. Posyandu yang kuat dan kader yang terampil adalah kunci meningkatkan kesehatan masyarakat sepanjang daur kehidupan,” pungkasnya. 

Lebih baru Lebih lama